Blog of Marsela Giovani

Here This,Simple But Meaningful..

Strategi Publisitas Mengenai Autisme


Melalui mata kuliah PR and Publicity, saya mendapatkan pengajaran bagaimana membuat sebuah wacana tertentu sehingga mendapatkan publisitas yang positif di dalam masyarakat. Berikut ini adalah salah satu hasil karya saya bersama kelompok mengenai strategi publisitas untuk masalah autisme.


I

Latar Belakang


Dalam hal ini, kami menjelaskan mengenai strategi publisitas yang berkaitan dengan autisme. Autis adalah sebuah kondisi yang dialami oleh seseorang yang dimana bisa mempengaruhinya dalam hal berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain, hal ini sering disebut Autistic Spectrum Disorder (ASD). Tingkat autism bervariasi dari tingkat yang rendah hingga parah. Seseorang yang autis memiliki kelemahan dalam berkomunikasi, berinteraksi sosial, dan berimajinasi. Kata autism sendiri berasal dari kata ”autos” yang dalam bahasa Yunani berarti ”diri”, seorang anak dengan gangguan spektrum autism sering diibaratkan sebagai seorang anak yang hidup dalam dunianya sendiri.

Walaupun begitu, anak-anak autis biasanya memiliki bakat khusus dalam bidang tertentu, seperti daya ingat yang kuat dalam mengingat foto, angka atau hal lain, keahlian dalam komputer, musik dan menggambar, dsb.


Adapun jumlah anak autis di Indonesia, menurut Dr Adriana S Ginanjar, MS, dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, bertambah cukup pesat. Ini terlihat dari makin banyaknya pusat terapi yang menangani anak-anak autis, pembahasan di media massa, dan seminar-seminar. Sayangnya, belum ada data resmi dari pemerintah tentang jumlah anak autis di Indonesia. Padahal ini diperlukan untuk memandang seberapa pentingnya hal ini harus mendapat perhatian agar anak autis tidak dimasukkan pada sekolah normal, seperti yang saat ini terjadi.

Faktanya sekolah-sekolah normal ternyata belum mampu menangani anak autis. Cara memasukkan anak autis ke sekolah normal memang memberikan kebanggaan si orangtua bahwa anaknya normal. Sementara di lain sisi tidak ada kesiapan dari pihak sekolah dalam menangani anak autis termasuk teman-temannya yang kerap memperlakukan si anak autis dengan cara berbeda.

Penanganan anak autis di Indonesia cenderung menekankan pada kekurangan (defisit), bukan pada penggalian dan pengembangan potensi. Padahal, pengembangan potensi dapat digunakan sebagai kompensasi dari defisit yang ada.
Kita bisa saksikan individu autis yang sukses seperti Oscar Dompas-autis asal Indonesia yang sekarang menjadi pengusaha sekaligus penulis buku, Jasmine Lee O'Neil-penulis perempuan autis, Donna Williams-perempuan penulis autis.



II

Tujuan Publisitas



Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka ada beberapa tujuan yang ingin kami capai melalui publisitas mengenai autisme ini. Beberapa tujuan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Awareness

Autisme dapat dialami oleh setiap anak yang lahir di dunia ini dan belum ada alasan pasti mengapa autis dapat dialami oleh seseorang. Oleh karena itu, melalui publisitas ini, masyarakat Indonesia diharapkan dapat mengenali gejala-gejala seorang anak yang kemungkinan mengalami autisme sehingga pendekteksian anak yang mengalami autisme di dalam keluarga dapat ditangani sejak dini.

2. Menginformasikan

Banyak masyarakat Indonesia yang berpandang bahwa autis adalah suatu penyakit yang dapat diderita seseorang sejak anak-anak. Pada kenyataannya, autis bukanlah penyakit, tetapi kelainan perkembangan pada anak yang diduga disebabkan oleh gabungan faktor genetika dan kontaminasi logam berat, seperti merkuri dan timbel yang mengganggu fungsi otak. Oleh karena itu, diperlukan publisitas mengenai autisme ini untuk menyebarkan informasi yang tepat mengenai autisme serta meluruskan padangan masyarakat yang salah tersebut.

3. Mengedukasi

Mayarakat Indonesia cenderung menyamakan anak autis dengan anak-anak lain pada umumnya dalam hal menangani dan mendidiknya. Padahal, menangani dan mendidik anak autis tidak dapat disamakan dengan anak-anak lain pada umumnya bahkan cenderung lebih sulit. Perlu ada kerja sama lebih baik dari beberapa pihak seperti orangtua dan guru yang berorientasi pada pengembangan diri sehingga dapat menjauhkan anak autis dari bullying. Melalui publisitas mengenai autisme ini, diharapkan masyarakat Indonesia mendapatkan edukasi bagaimana penanganan serta pengajaran yang tepat terhadap anak autis.



III

Key Message(s)


Agar tujuan publisitas yang telah kami paparkan sebelumnya dapat tercapai, maka berikut ini adalah pesan yang ingin kami sampaikan melalui strategi publisitas ini :

1. Pahami gejala-gejala autis yang dapat dimiliki oleh anak-anak yang ada di dalam suatu keluarga, kenalilah mereka lebih dalam, hargai keunikan mereka, serta percaya bahwa mereka juga mampu berpikir dan mengembangkan diri, maka kita akan membantu mengembangkan potensi mereka secara optimal.

2. Penanganan autisme memerlukan usaha yang lebih serius bahkan sampai lintas negara sehingga diperlukan pengajaran dan pendidikan khusus untuk anak-anak autis, tidak seperti pendidikan untuk anak-anak lain pada umumnya. Oleh karena itu, pilihlah dan persiapkan jalur pendidikan yang tepat untuk anak autis.

3. Mayarakat kurang memahami mengenai anak-anak autis bahkan cenderung memandang sebelah mata. Padahal Sebagian individu autis memiliki kemampuan luar biasa tanpa melalui proses belajar yang disebut savant, seperti mampu menghafal kamus ensiklopedia secara rinci. Orang tua perlu menemukan keunggulan anaknya melalui konsep multiple intelligence bahwa kecerdasan anak bisa beragam. Setiap anak autis memiliki ciri khusus dalam kuantitas dan kualitas yang berbeda. Oleh karena itu, ini adalah keunggulan anak autis yang layak dikembangkan sehingga anak-anak autis kelak dapat hidup mandiri dan berbaur dalam masyarakat, tanpa dipandang sebelah mata.

Berdasarkan pesan yang ingin kami sampaikan melalui publisitas mengenai autisme tersebut, maka berikut ini adalah slogan yang ingin kami sampaikan dalam strategi publisitas ini :


“Autisme, bukanlah suatu bencana”




IV

Target Khalayak


Berdasarkan tujuan serta key messages (pesan) yang ingin disampaikan melalui publisitas mengenai autisme ini, maka kami telah menetapkan target khalayak yang kami maksud untuk dijadikan sebagai sasaran dari publisitas ini. Berikut ini adalah segmentasi khalayak yang telah kami tetapkan :

1. Target khalayak apabila dilihat dari segi demographic

a. Umur : 25 tahun -60 tahun
b. Sex : perempuan dan laki-laki
c. Marital status : menikah
d. Sosial status : ibu rumah tangga, orang tua
f. Income : ≥ Rp 2.000.000/ bln

2. Target khalayak apabila dilihat dari segi status ekonomi sosial (social grade)

A = Upper middle class = (ex: higher managerial, administrative,and
Professional)

B = Middle class = ( ex :Intermediate managerial,
administrative,and professional)

C1 = Lower middle class = (ex : supervisiory, clerical, junior
administrative or professional)



V

Media

Dalam strategi publisitas mengenai autisme ini, kami menggunakan beberapa media untuk mendukungnya. Berikut ini adalah bebrapa media yang kami pilih sesuai dengan target khalayak (target audience) dari publisitas mengenai autisme ini :

a. Media cetak

- Majalah Parents -Tabloid Genie
- Majalah Femina - Koran Kompas
- Majalah Kartini - Koran Sindo
- Tabloid AyahBunda

b. Media elektronik

- Metro TV (talkshow bersama Oscar Dompas, mantan penyandang autis, penulis buku dalam acara Kick Andy)

- O’channel (program “Profesi Jakarta”, aktivis autism, Oscar Dompas anggota dari community kami)

- Radio Sonora (talkshow mengenai pemahaman tentang autisme ,terapi & pendidikan bagi anak-anak autisme bersama Psikolog, Tika Bisono)

- Female Radio (talkshow dengan 5 orang ibu rekan milis dari website kami)

- Delta FM (interview dengan Oscar Dompas, mantan penyandang autis, penulis
buku)

- Elshinta (Breaking news mengenai kampanye autisme yang kami lakukan)


c. Media lainnya (baru)

- Website

Melalui strategi publisitas ini, kami membuat sebuah website yang membahas mengenai autisme. Di dalamnya, terdapat informasi-informasi mengenai autisme, cerita orang-orang yang memiliki pengalaman menghadapi anak autis (sharing section), jadwal acara, seminar serta workshop seputar autisme, bahkan informasi autisme secara international, dll.

- Newsletter/ Email

Untuk mendukung publisitas mengenai autisme ini, kami juga mengirimkan newsletter berkala berupa email kepada mereka yang telah peduli dan berpartisipasi di dalam website mengenai autisme yang telah kami buat.



VI

Media Relation



1. Media gathering

Media gathering yang kami lakukan adalah berupa acara silaturahmi dengan wartawan beberapa media patner kami dengan tujuan demi terjalinnya hubungan yang baik dengan rekan-rekan dari media tersebut. Acara silaturahmi ini berbentuk acara makan malam.
Tempat : Restoran Sizzler Pondok Indah
Waktu : 7 Juni 2009 pukul 12.00-14.00 WIB

2. Media briefing

Media briefing yang akan dibuat yaitu berupa pertemuan dengan mengundang para wartawan media. Tujuan briefing ini yaitu untuk memberikan presentasi singkat pada para wartawan bahwa kami akan mengadakan beberapa workshop mengenai permasalahan autisme, rencana melakukan kampanye autisme di bundaran HI dan juga mengenai rencana peresmian sekolah autis yang kami dirikan.
Tempat : Hotel Mulia
Waktu : 14 juni 2009, pukul 10.00-12.00 WIB.


3. Media training

Melalui kesempatan ini, kami meluruskan informasi mengenai autisme kepada beberapa rekan media bahwa sesungguhnya autisme bukanlah suatu penyakit melainkan autisme merupakan kelainan perkembangan pada anak. Kami juga memberikan informasi mengenai penanganan tepat terhadap anak autis, seperti macam pendidikan yang dapat diberikan kepada anak-anak autis tersebut serta istilah-istilah medis yang berkaitan dengan autisme.
Tempat : Hotel Le Meridien
Waktu : 20 Mei 2009, pukul 15.00-17.00 WIB
Pembicara : Psikolog Tika Bisono Dr. Seto Mulyadi, Psi, Msi.


4. Media conference

Peresmian Sekolah CFF “Children For Future”, yang menangani anak-anak autis. Sekolah ini merupakan bentuk kerja sama dengan Yayasan Autisme Indonesia (YAI).
- Tempat : Lokasi sekolah di BSD, Tangerang
- Waktu : 27 Juni 2009, Pukul 15.00-17.00 WIB
- Pembicara : Pimpinan Sekolah CCF, Dr. Seto Mulyadi, Psi, Msi , Psikolog Tika Bisono, dan

Ketua Yayasan Autisme Indonesia (YAI), Melly Budiman
- MC : Farhan & Becky Tumewu
- Isi acara : Pengguntingan pita tanda peresmian sekolah, sambutan dari Pimpinan Sekolah CCF,

penyampaian visi dan misi dari sekolah yang didirikan, workshop oleh pembicara.


5. Media release

a. Straight news

Sekolah autis yang telah kami dirikan bekerja sama dengan YAI, mengadakan pameran pada tanggal 11 dan 12 Juli 2009 yang bertemakan Peduli Autisme di Gedung Sucofindo Jakarta. Pembukaan pameran oleh Menteri Kesehatan RI, Siti Siti Fadilah Supari. Acara berisikan pameran barang-barang kebutuhan penyandang autisme, hasil karya dari anak-anak autis (lukisan, kerajinan tangan), pertunjukkan musik dari anak autis, seminar mengenai autisme dengan pembicara Psikolog Tika Bisono Dr. Seto Mulyadi, Psi, Msi, dll.

b. News feature

Acara Pertunjukkan musik (band) anak-anak autis dalam Pameran Peduli Autisme. Anak-anak autis yang berbakat dalam musik, membentuk suatu kelompok (band) untuk mengisi acara Pameran Peduli Autisme.

c. Photo release

Photo mengenai kampanye peduli autisme pada tanggal 7 Juli 2009 dengan menyebarkan brosur berisikan informasi autisme di Bundaran HI, Jakarta yang melibatkan YAI, artis seperti Dian Sastrowardoyo, Gading Marten, Jeremy Thomas, Susan Bachtiar.


d. Video release
Video mengenai penampilan dari anak-anak autis yang mempertunjukkan bakat-bakatnya, seperti menyanyi dan memainkan alat musik pada pameran Peduli Autisme.

6. Media visit

Kami berkunjung ke media yang biasa menjadi partner kami dalam membantu menyampaikan publisitas mengenai autisme ini. Seperti misalnya kunjungan ke kantor Kompas media , stasiun televisi Metro TV, dan radio Sonora.
Tempat : Lokasi kantor media yang bersangkutan
Waktu : 28 Mei 2009, 1 Juni 2009, 11 Juni 2009 pukul 14.00-16.00 WIB

7. Media tour/ site visit

Acara ini mengundang rekan-rekan dari media partner kami ke sekolah autis yang telah kami dirikan. Kami memperlihatkan fasilitas-fasilitas yang disediakan di sekolah kami (perpustakaan, arena bermain, klinik untuk terapi, kantin yang menyediakan makanan khusus untuk anak-anak autis, dsb), memperkenalkan tenaga pendidik yang kami miliki, menunjukkan metode pembelajaran yang ada di sekolah, memperlihatkan anak-anak yang sedang mengikuti pembelajaran di sekolah kami.
Tempat : Sekolah Autis , BSD Tangerang
Waktu : 21 Juli 2009, pukul 09.00-10.00 WIB


8. Media pitching

Kami memberikan kesempatan eksklusif kepada wartawan media untuk mewawancarai secara langsung dengan Ketua Yayasan Autisme Indonesia, Melly Budiman dan Pimpinan dari sekolah autis (CFF, “Children For Future”) yang telah kami dirikan.
Tempat : Sekolah Autis , BSD Tangerang
Waktu : 21 Juli 2009, pukul 11.00-12.00 WIB




Referensi



Http://www.lspr.edu/csr/autismawareness/index.phpoption=com_content&view=article&id=50&Itemid=208

Http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/03/03/21382787/anak.autis.pandanglah.kami.secara.normal

0 comments:

Posting Komentar